Jumat, 17 September 2010

Mudik Lebaran 2010


            Perjalanan mudik  memang selalu memberi kesan yang mendalam. Bagaimana dengan mudik lebaran kemarin…? Nah, begini kisahnya….    (suara background music setengah horror).

Karena cuti tahunan tidak bisa di ambil deket2 lebaran, maka mesti pulkam mendadak, H-2 (Rabu, 8/9/10). Alhasil tiket kereta pabis, tiket pesawat abis n mahal pula, tiket Bus nyaris… Untung masih ada Bus ke malang dari terminal Rawamangun, itu pun jam 7.30 malem baru berangkat. Here we go…!

---OH NO! setelah perjalanan 25 Jam baru sampai terminal Arjosari, Malang---

Masuk terminal Arjosari Pukul 9.00 WIB, yang penting, Alhamdulilah selamat dan puasa tetep lancarrrr. Di terminal adik dan bapak sudah siap di mobil untuk jemput. Alhamdulillah. Resmilah sampai Malang Tanggal 9/9/10, pas Ultahnya Bapak  :)

Setelah melepas kangen sama keluarga dan istirahat semalam, maka badan udah seger dan siap buat Shalat Ied (10/9/10). Sore hari, persiapan untuk berangkat (mudik) lagi ke Purworejo, ke tempat nenek dan kakek buyut. Setelah nglibet-nglibet n wira-wiri, maka Ba’da Magrib kami pun berangkat ke Purworejo dengan, seperti biasa pak Antok sebagai pilot dan bapak sebagai co-pilot (ngajak ngobrol, red).

Perjalanan mengalami pasang-surut, lancer, macet, merayap… dan hari Sabtu11/9/10 pukul 07.00 WIB kami sampai rumah nenek (perjalanan + 13 jam). Banyak hal yang menarik di sini, terutama panorama dan suasana hutan yang sangat terasa. Tanpa membang waktu, maka aq keliling rumah untuk jeprat-jepret menjalankan profesi sebagai ahli jepret (tidak) profesional.

 

Dua foto pertama adalah pemandangan masuk ke desa Pecekelan, di kaki Bukit Menoreh (kata Bapak)



foto2 diatas diambil di halaman rumah. Foto kanan bawah merupakan buah nanas muda yang masih di pohonnya, banyak ditemukan di sekitar rumah.

Rumah Nenek dan Kakek Buyut, merupakan rumah kuno. Tapi karena perjalanan waktu, maka pendopo yang dulu sebagai tempat berkumpulnya masyarakat di desa, sudah di tutup dengan dinding kayu sehingga hanya nampak seperti rumah pada umumnya. Yang menarik, rumah nenek dan rumah buyut inidiwariskan secara turun temurun. FYI, rumah nenek dibangun pada tahun 1810, tertera di plakat kayu. Entah rumah tersebut sempat di renovasi dikit atau gak, karena menurut cerita tidak banyak orang yang bisa “menyentuh” atau mengubah atau pula meng-upgrade rumah tersebut, apa lagi tanpa “skill” dan “pengetahuan” lebih, terutama bagian pendopo dan rumah induk. Alamat, bentuknya tidak berubah walau sudah 2 abad berdiri.


Hari Minggu (12/9/10) petang kami pulang menuju Malang. Sekali lagi, perisahan yang mengharukan terjadi… Alhamdulillah Kakek Buyut dan Nenek sehat.

Sekali lagi perjalanan dihiasi dengan kemacetan… dari pada betebetebetebete, mending have fun aja, jepret sana-jepret sini selama di perjalanan… Akhirnya sekitar hari Senin (13/9/10) pukul 11.00 WIB kami sampai rumah… (+ 17 jam perjalanan). Besoknya, Selasa (14/9/10) santai di Malang sambil ketemuasn sama teman-teman kampus, malamnya sowan ke Pak Bos Direktur Rhizophora, Pak Agus Dharmawan. Seperti Biasa, kami nyanyi-nyanyi diiringi alunan keyboard beliau. Hehehe… inget waktu KKL Alas Purwo deh.

Selasa (15/9/10), siang hari, aq pun kembali ke Jakarta…. Alhamdulillah telah sampai dengan selamat.


Mudik adalah hal yang menyenangkan, saat kita kembali ke daerah asal –kampung halaman- dan berkumpul dengan sanak keluarga yang tercinta. Namun semua akan terasa jauh lebih indah apabila engkau ada di sisiku, wahai bidadariku…”

                                                                                                                    -Ay-